Salah satu bagian dari Neraca Pembayaran Indonesia adalah Transaksi Finansial, yang mencatat perubahan
kepemilikan aset dan kewajiban finansial luar negeri Indonesia. Transaksi
finansial antara lain terdiri dari investasi langsung dan investasi portofolio.
Investor langsung berharap untuk mendapatkan manfaat dari hak suaranya dalam
manajemen perusahaan atau memperoleh akses terhadap sumber daya atau pasar di
negara domisili perusahaan afiliasinya.
Investor portofolio cenderung lebih bersifat spekulatif
dibanding investasi langsung, karena tidak memiliki pengaruh yang cukup dalam
perusahaan tempatnya berinvestasi. Transaksi investasi portofolio adalah atas
surat berharga, baik di pasar perdana ataupun di pasar sekunder. Transaksi
terjadi di pasar finansial terorganisasi, melalui bursa ataupun di luar bursa. Investor
portofolio terutama menimbang keamanan investasi, kemungkinan apresiasi nilainyai,
dan imbal hasil yang diperoleh. Jika kondisi atau keadaan berubah, investor
portofolio dapat dengan mudah menggeser investasi mereka ke wilayah lain.
Dalam Neraca Pembayaran tercatat istilah aset untuk nilai
investasi penduduk Indonesia keluar negeri dalam hal investasi portofolio. Contohnya
transaksi pembelian surat utang asing oleh sektor swasta domestik. Sebaliknya bagi
nonresiden yang investasi ke Indonesia dicatat sebagai kewajiban. Contohnya
pemberlian nonresiden atas surat utang negara. Selisih aset dan kewajiban merupakan
nilai investasi portofolio neto.
Secara tahunan, investasi portofolio selalu mengalami
surplus selama belasan tahun terakhir. Pada tahun 2017, surplus investasi
portofolio meningkat menjadi sebesar USD20,7 miliar dari USD19,0 miliar pada
tahun sebelumnya. Akan tetapi untuk tahun 2018 masih belum bisa dipastikan
apakah akan surplus atau defisit, mengingat hingga satu semester masih defisit tipis
sebesar USD1,10 miliar.
Jika dilihat tren triwulanan, investasi portofolio pernah mengalami
beberapa kali defisit. Nilai defisit yang cukup besar adalah pada triwulan IV 2008,
triwulan III 2011, dan triwulan III 2015. Pada tahun 2018 ini memang sempat
defisit pada triwulan I, namun kemudian mencatatkan surplus tipis pada triwulan
II.
NPI bagian investasi portofolio saat ini mempublikasikan
pula masing-masing aset dan kewajiban tadi sebagai suatu sisi atau neraca.
Dalam sisi aset, investor Indonesia ke luar negeri, ada arus masuk dan arus
keluar. Sebagai contoh dicatat tentang pembelian surat utang luar negeri oleh
swasta nasional, dan tentang penjualannya. Begitu pula dengan sisi kewajiban,
yang mencatat transaksi investor nonresiden. Sebagai contoh, dicatat tentang
pembelian asing atas surat utang negara, dan penjualannya. Perhatian besar
biasanya ditujukan kepada catatan kewajiban dalam investasi portofolio, karena
mencerminkan “potensi” untuk keluar.
Sisi kewajiban dalam investasi portofolio secara tahunan
selalu mengalami surplus. Dengan kata lain, arus masuk devisa dari investor
asing selalu surplus, meski nilainya fluktuatif. Secara triwulanan, memang
pernah beberapa kali defisit. Ketika investasi portofolio secara neto masih
defisit dalam dua triwulan tahun 2018, neraca kewajiban ini masih mencatatkan
surplus.
Bisa dikatakan bahwa tidak atau belum ada arus balik
investor asing melalui investasi portofolio. Hanya perlu diwaspadai tentang nilai
arus masuknya yang secara triwulanan mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Menariknya, penduduk Indonesia melakukan neto pembelian surat berharga di luar
negeri yang cukup signifikan selama dua triwulan 2018. Sehingga, investasi
portofolio secara neto masih tercatat defisit.
Hal lain yang perlu diketahui pada kondisi triwulan II-2018,
arus masuk investasi portofolio di sisi kewajiban terutama adalah dari penerbitan
obligasi pemerintah dual currency bond
senilai USD2 miliar dan samurai bond
senilai USD0,9 miliar. Saat bersamaan, terjadi neto jual investor asing atas instrumen
berdenomonasi rupiah.
Secara umum tampak bahwa dinamika investasi portofolio amat mempengaruhi
keseluruhan Neraca Pembayaran Indonesia sekitar sepuluh tahun terakhir. Pengaruhnya
makin menentukan beberapa tahun ke depan. Bagian neraca lainnya tampak lebih
stabil, tidak mudah membaik atau memburuk dalam jangka pendek. Ditambah kemudahan
teknis dari jenis transaksi ini berbalik arah atau sekurangnya melambat.
Catatan tentang posisi dari nilai investasi portofolio sisi kewajiban dipublikasikan
oleh Bank Indonesia dalam Posisi Investasi Internasional, yang terakhir pada
akhir triwulan I 2018 sebesar USD266,2 miliar. Meski nyaris mustahil akan
mendadak balik ke luar negeri sejumlah itu, namun nilainya bersifat potensial.