Otoritas Ekonomi merasa puas dengan Pertumbuhan Ekonomi 2009
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia secara kumulatif sampai dengan Triwulan III-2009 tumbuh sebesar 4,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2008 (c-to-c). Pertumbuhan ini jauh lebih rendah daripada setahun lalu, yang mencapai 6,3 persen.
Pihak otoritas ekonomi sendiri tampaknya cukup puas dengan pencapaian tersebut, dan dinyatakan sebagai masih sesuai dengan harapan. Setelah sempat terlampau percaya diri dalam menyongsong perekonomian mendatang pada pertengahan dan akhir tahun 2008, otoritas ekonomi kemudian menjadi lebih berhati-hati atas dampak berbagai perubahan dalam perekonomian dunia terhadap perekonomian domestik.
Pertumbuhan ekonomi domestik dalam asumsi RAPBN 2009 yang diajukan Agustus 2008 dipatok untuk mencapai 6,2 persen, yang kemudian direvis menjadi 6,0 persen dalam APBN yang ditetapkan bulan Nopember 2008. Perkiraan tersebut kemudian diturunkan secara cukup drastis menjadi 4,5 persen dalam Dokumen Stimulus yang ditetapkan Pemerintah bersama DPR beberapa bulan kemudian, yaitu pada 24 Februari 2009. Belakangan, angkanya disesuaikan menjadi 4,3 persen dalam RAPBN-P 2009 yang disampaikan awal Agustus 2009 lalu.
Bank Indonesia, sebagai otoritas moneter, sejak awal terlihat lebih konservatif dan cenderung lebih realistis dalam memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2009. Bank Indonesia meski sempat pula memproyeksikan angka 6 persen pada pertengahan tahun 2008, secara lebih cepat merevisinya dari waktu ke waktu. Pada awal tahun 2009, Bank Indonesia mengeluarkan prakiraan resmi di kisaran 4,0-5,0 persen. Pada pertengahan tahun, prakiraan diturunkan kembali menjadi 3,5-4,0 persen. Beberapa waktu kemudian, pada bulan Okrober, Bank Indonesia kembali menjadi lebih optimis dan mengeluarkan prediksi sebesar 4,0-4,5 persen. Pada awal Desember lalu, Bank Indonesia mempertajam prakiraannya menjadi 4,26 persen.
Dalam realisasinya, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2009 memang langsung merosot, hanya mencapai 4,04 persen jika dilihat secara tahunan (y-on-y). Perlambatan laju pertumbuhan itu sendiri telah dimulai pada triwulan IV-2008, yang meski tak drastis telah melemah menjadi 5,2 persen, setelah sebelumnya selalu berada di atas 6 persen. Perlambatan kemudian masih berlanjut pada triwulan II-2009, yang hanya tumbuh 4,0 persen. Sedikit di luar dugaan otoritas ekonomi, keadaan kemudian membaik secara lebih cepat, dimana pertumbuhan triwulan III-2009 beranjak naik sedikit mencapai 4,2 persen. Kecenderungan perbaikan diyakini akan masih terus berlangsung, bahkan untuk tahun-tahun mendatang.
Dengan demikian, prakiraan mutakhir Pemerintah (dan DPR) seperti yang tercantum dalam APBN-P 2009 adalah sebesar 4,3 persen. Sedangkan prakiraan Bank Indonesia adalah sebesar 4,23 persen.
BRIGHT Indonesia sendiri tidak pernah merevisi perkiraannya tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia 2009 sebesar 4,4 persen, yang dipublikasikan dalam Economic Outlook setahun lalu. Pada waktu itu telah diberi catatan pula bahwa angka tersebut adalah pencapaian tertinggi yang mungkin bisa dicapai, atau bisa sedikit di bawahnya.
Secara teknis, pertumbuhan triwulan IV-2009 bisa mencapai 4,7 persen secara tahunan (y-on-y), namun Bank Indonesia secara berhati-hati mematok angka 4,4 persen. Namun jika dilihat angka pertumbuhan secara triwulanan (q-to-q), triwulan IV dibanding triwulan III, maka pertumbuhannya akan tetap negatif. Hal ini lebih dikarenakan faktor musiman, sebagaimana yang diperlihatkan oleh data pertumbuhan pada triwulan IV dibanding triwulan III untuk masing-masing tahun, yang selama beberapa tahun terakhir tumbuh secara negatif di kisaran angka 2 persen (lihat grafik 2.1). Datanya antara lain adalah : minus 2,18 persen (2005), minus 1,96 persen (2006) dan minus 2,1 persen (2007), dan minus 3,6 persen (2008). Terlihat bahwa pertumbuhan pada tahun 2008 adalah yang terburuk, bahkan untuk data rentang waktu yang lebih lama (sejak tahun 2000).
BRIGHT Indonesia menduga angka pertumbuhan triwulan IV dibanding triwulan III tahun 2009 berada di kisaran minus 2,0 persen, sesuai dengan kecenderungan historis sebelumnya. Artinya pertumbuhan PDB Indonesia tahun 2009 akan sekitar 4,2-4,3 persen. Jika kondisi yang berkembang bisa lebih baik, maka pertumbuhan dapat mencapai 4,4 persen. Alasan utamanya, angka minus di kisaran 2 % selama beberapa tahun terakhir bisa dikatakan lebih karena faktor musim belaka. Jika tahun 2008, faktor krisis global berdampak buruk, maka diharapkan pemulihannya di penghujung tahun 2009 berakibat sebaliknya.