PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI (PDB) INDONESIA
Indeks Gini Indonesia yang dianggap mencerminkan
ketimpangan memang mengalami penurunan dua tahun ini, setelah mencapai
puncaknya pada September 2014. Akan tetapi indeks Gini per September 2017
sebesar 0,391 masih lebih tinggi dibandingkan indeks Gini tahun 2010 yang sebesar 0,378
dan bahkan dibanding tahun 2005 yang sebesar 0,32. Peningkatan ketimpangan
tersebut kemudian diiringi penurunan kemiskinan yang makin perlahan, bahkan cenderung
stagnan. Persoalan yang terkait erat dengan kedua fenomena tersebut adalah
transformasi struktur ekonomi berdasar kontribusi sektoral PDB.
Gambar disalin dari publikasi BPS
Sejauh ini, pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih bertumpu pada sektor non-tradable.
Sektor-sektor tersebut bukan menjadi tempat bergantung penduduk berpengeluaran
rendah. Sektor non-tradable merupakan
sektor yang menghasilkan keluaran produk yang tidak dapat diperdagangkan di
luar negeri, seperti properti, transportasi, pergudangan, informasi, komunikasi
dan lain-lain. Sedangkan sektor tradable
terdiri dari sektor primer seperti pertanian, kehutanan, perikanan,
pertambangan dan penggalian serta industri pengolahan atau manufaktur.
Pada periode 2010-2016 sektor tradable memiliki pertumbuhan ekonomi
yang selalu di bawah rata-rata. Bahkan pertambangan dan penggalian sempat mengalami
pertumbuhan negatif di tahun 2015. Lapangan usaha pertanian pun selalu tumbuh
di bawah 5 persen dan lebih menggantungkan pada perikanan yang saat ini menjadi
salah satu primadona perekonomian. Padahal, sektor pertanian menjadi mata
pencaharian sepertiga penduduk Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang rendah pada
sektor-sektor ini menyebabkan distribusi hasil pembangunan kurang menguntungkan
46,27 persen penduduk yang menggantungkan pada sektor tradable tersebut.
Sekadar
info, PDB Indonesia saat ini dirinci menjadi 17 kategori lapangan usaha dan
sebagian besar kategori lapangan usaha dirinci lagi menjadi subkategori.
Pemecahan menjadi subkategori disesuaikan dengan Klasifikasi Baku Lapangan
Usaha Indonesia (KBLI) 2009. Distribusi atau besarnya kontribusi masing-masing
lapangan usaha terhadap pembentukan PDB Indonesia tersebut biasa dianalisis
sebagai struktur ekonomi. Perubahannya dalam jangka menengah dianggap
menggambarkan perubahan struktural perekonomian, antara lain tingkat
industrialisasi. Industrialisasi yang diartikan sebagai beralihnya struktur
lapangan usaha sebagian masyarakat Indonesia dari Lapangan Usaha Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan ke lapangan usaha ekonomi manufaktur atau industri
pengolahan.
Dilihat dari distribusi PDB atas dasar harga
berlaku maka dalam kurun
waktu 2009-2016 struktur perekonomian menurut lapangan usaha dari tahun ke
tahun tidak berubah secara signifikan. Lapangan Usaha Industri Pengolahan
memberikan kontribusi terbesar di kisaran 20,91 persen. Selanjutnya adalah
Lapangan UsahaPertanian, Kehutanan dan Perikanan di kisaran 13,50 persen,
kemudian Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reperasi Mobil dan Sepeda
Motor memberikan kontribusi di kisaran 13,29 persen. Empat belas lapangan usaha
lainnya masing-masing memiliki kontribusi kurang dari 10 persen.
Kenaikan permintaan akan produk barang jadi atau
setengah jadi baik domestik maupun internasional, telah mendorong perkembangan
Industri Pengolahan menjadi lapangan usaha yang terbesar kontribusinya dalam
pembentukan PDB. Pada tahun 2011 Industri Pengolahan berkontribusi sebesar
21,76 persen menurun menjadi 20,51 persen pada tahun 2016. Bisa dikatakan,
industrialisasi selama satu dasawarsa ini relatif stagnan atau bahkan cenderung
mulai deindustrialisasi. Apalagi jika melihat bahwa struktur PDB Industri
Pengolahan didominasi oleh Subkategori Usaha Industri Makanan dan Minuman. Pada
saat yang bersamaan, peran sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan masih
tetap penting, dan kontribusinya tetap bertahan. Pada tahun 2011 kontribusinya sebesar
13,51 persen, hanya sedikit menurun menjadi 13,45 persen pada tahun 2016.
Gambar disalin dari publikasi BPS
Jika analisis dikembangkan untuk rentang waktu
yang lebih panjang, dua atau tiga puluh tahun, maka ada beberapa gambaran
tentang proses industrialisasi dan perubahan struktural ekonomi berdasar
lapangan usaha. Sektor pertanian sempat menurun secara sistematis, diimbangi
dengan kenaikan sektor manufaktur, sektor perdagangan, sektor konstruksi dan
sektor pertambangan. Kemudian dalam lima tahun terakhir seperti yang
digambarkan di atas, struktur ekonomi menjadi tidak banyak berubah, terkecuali
sektor pertambangan yang cenderung menurun. Sektor pertanian masih tetap
memberi kontribusi besar, dan sektor industri pengolahan mulai tertahan
pertumbuhannya.
Gambar disalin dari publikasi BPS
Akan tetapi perubahan struktur PDB kurang berjalan seiring dengan perubahan komposisi peserta berdasar lapangan pekerjaan, dimana mayoritas penduduk justeru bekerja di sektor jasa-jasa. Kondisi pada Agustus 2017 masih mempunyai pola
yang serupa dengan kondisi beberapa tahun terakhir, yaitu didominasi oleh
sektor jasa-jasa sebesar 48,06 persen, yang bahkan makin meningkat porsinya.
Sektor pertanian memang menurun menampung pekerja, namun porsinya masih
bertahan sebesar 29,69 persen. Hanya saja perlu dicatat, sesuai musim panen,
biasanya porsi sektor pertanian kembali meningkat di bulan Februari. Sementara
itu, sektor manufaktur yang sebesar 22,25 persen, belum bisa memaksakan
perpindahan signifikan dari sektor lain sebagaimana harusnya ciri
industrialisasi yang tinggi. Apabila dicermati lebih lanjut, penyumbang
terbesar dari sektor jasa-jasa adalah sektor perdagangan dan sektor jasa
kemasyarakatan. Dalam kedua sektor itu, apa yang disebut sektor informal masih
dominan. BPS sendiri mengatakan bahwa mayoritas penduduk di Indonesia bekerja
di sektor informal yaitu sebanyak 69,02 juta orang atau 57,03 persen dari total
penduduk yang bekerja pada Agustus 2017.